DAYANA menyambut huluran
segelas susu yang dibuat khas oleh suaminya. Dengan leretan senyuman Dayana
bangun dari kerusi lalu pergi kesebelah sang suami. Ya, suami yang kini
memiliki sepenuh cintanya.
“Hmm..ada apa-apa ke ni? Macam ada sesuatu aje senyuman
tu.” Tegur sang suami, lalu jemari Dayana dicapai dan digenggam kemas. Dengan
senyuman ikhlas, dia melingkarkan tangannya di bahu Dayana. Seperti
kebiasaannya, haruman rambut Dayana dicium asyik.
“Abang, terima kasih sebab tak pernah berputus asa dengan
Yana. Terima kasih sebab hadiahkan kebahagiaan ini untuk Yana.” Dayana
merebahkan kepalanya di dada bidang suaminya. Sang suami hanya tersenyum lalu
memeluk kemas bahu Dayana, perut isterinya yang kian membesar memberi semangat
baru dalam hidupnya. Kini Dayana mengandungkan anaknya, dan itu adalah detik
yang paling manis dalam hidupnya.
“Abang yang perlu ucapkan terima kasih pada Yana. Sebab,
Yana pilih abang dalam banyak-banyak lelaki yang Yana kenal, dan Yana pilih
abang dan bukan dia.” Ujar si suami lagi, lalu bibir itu labuh di dahi
isterinya.
Dayana hanya tersenyum, lantas matanya jatuh pada sebuah
potret yang banyak menyimpan kenangan indah zaman remajanya. Potret itu sengaja
dia lekatkan di ruang rehat rumahnya, sebagai tanda kenangan abadi antara dia
dan si pelukis potret tersebut. Dayana memandang pula kearah potret
perkahwinannya, digandingkan bersama dengan potret tersebut. Kedua-duanya
adalah gambar kesayangannya. ‘Ya, dalam banyak-banyak lelaki, aku memilih dia
dan bukan lelaki-lelaki tersebut, dan diantara dia dan dia..aku memilih insan
ini sebagai imamku. Tapi, dia..mungkin insan pertama yang menggetarkan rasa
tapi insan ini yang mendatangkan cinta’.
Dayana memejamkan mata, lalu mendakap erat tubuh
suaminya. Ingatannya terbawa pada kenangan lalu. Kisah diantara aku, kau dan
dia. Dan ini adalah kisah cintaku..
Not bad untuk permulaan....
ReplyDeleteTerima kasih Nur Atiza, saya akan update lagi n3 ya, teruskan menyokong.
ReplyDelete